ketika ingin ku genggam mentari senja di ufuk barat, namun hanya sekilas bayangan yang mampu ku tampung dengan sebuah rekahan senyuman..

Sabtu, 15 Desember 2012

Dec, 25. 2011

Sebingkai meja berwarna coklat kelu dan berdebu.
Seakan lautan kata yang beku dalam dingin suhu.
Sepucuk kertas membentuk perahu, dilayarnya teruntuk namamu.
Pena itu kembali menggigil, menggoreskan kegelisahan.
Hanya genangan tinta terbentuk seperti teluk melayarkan kata kataku ke samudera peluk.
Bantu aku menuliskan kata cinta dengan sinar matamu agar kutemukan nyala alam unggun kata.
Atau jadilah rembulan di ranting-ranting aksara mengganti tikaman dengan romantika remang.
Biarkan ku ikatkan samar-samar cahayamu menyatukan sejuta kalimat dalam lembar-lembar puisi.
Dan senyummu kujadikan majas.
Agar makna semakin jelas membebaskan cinta dari pernyataan yang tak pernah tuntas...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar